Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron meminta kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh Kabupaten Pasuruan agar benar-benar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan stunting, khususnya bagi keluarga yang beresiko stunting. Seperti warga yang memiliki BADUTA (Balita Dibawah Dua Tahun), terutama dari keluarga kurang mampu.
Disampaikan pada saat membuka acara Optimalisasi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Pendopo Kecamatan Bangil, Gus Mujib sapaannya mengarisbawahi tentang peran penting TPK dalam memberikan melakukan pendekatan komunikasi persuasif kepada warga. Targetnya, mampu mengubah pola perilaku para ibu dalam penyiapan gizi seimbang bagi buah hatinya. Dengan demikian dapat terpantau tumbuh-kembangnya menjadi balita sehat sehingga terhindar dari stunting.
"Kami minta kepada Ibu-ibu TPK untuk memaksimalkan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang. Baik yang punya balita, ibu hamil, ibu menyusui, terutama dari keluarga kurang mampu harus terpenuhi gizinya," pesan Gus Mujib.
Sebaliknya, kata Wakil Bupati, orang tua juga berkewajiban penuh dalam pemenuhan gizi seimbang bagi buah hatinya. Berikut memperhatikan cara pengolahan bahan makanan agar tidak terkurangi kandungan gizinya.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) secara intens menggelar kegiatan Optimalisasi DASHAT di Kampung KB. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penyiapan gizi yang seimbang bagi keluarga. Seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Kepala Dinas (DP3AP2KB), drg. Loembini Pedjati Lajeung dalam laporannya di awal kegiatan.
"Total Kampung KB di Kabupaten Pasuruan ada 39 Desa Maslahat yang diinisiasi sebagai pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting. Tentunya didampingi para ahli gizi dengan menu sehat berkonsep produk lokal yang telah dipersiapkan," jelasnya pada hari Kamis (6/4/2023). (Eka Maria)
Komentar