Logo Kabupaten Pasuruan
Pemerintah Kabupaten Pasuruan
Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan Jalan Raya Raci Km. 9, Bangil, Pasuruan, 67153

Sambut Hari Raya, Pesanan Sari Matoa Khas Sukorejo Kewalahan

Gambar berita
09 April 2023 (19:59)
Ekonomi
2325x Dilihat
0 Komentar
Emil Akbar

Menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 H, pesanan Sari Matoa milik Wiji Astutik, salah satu warga Desa Karangsono, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, kian membludak.

Dalam sehari, order yang datang kepadanya bisa sampai 1000 dus sari matoa dengan beragam isi.

Saat ditemui di rumahnya, Minggu (09/04/2023) siang, Wiji terlihat membantu 4 orang karyawannya yang tengah menyelesaikan proses finishing, yakni packing alias pengepakan. Ia mengaku kewalahan lantaran sebelum puasa, jumlah pesanan sari matoa dalam kemasan cup atau gelas sudah datang. Bahkan, ia terpaksa menolak orderan yang datang pada pertengahan puasa seperti ini.

"Kalau sekarang pesannya ya saya tolak mas. Karena sebelum puasa saja sudah banyak pesanan, sehingga saya close," katanya.

Sari matoa bikinannya terbilang satu-satunya di Pasuruan. Wiji mengaku mulai berbisnis sari matoa sejak tahun 2016. Tepatnya ketika Kecamatan Sukorejo dijadikan City of matoa, ia merasa bahwa matoa bisa diambil sari nya untuk kemudian dijual sebagai hidangan di meja.

Untuk mendapatkan buah matoa yang memang bukan asli dari Pasuruan, Wiji membelinya dari Pasar Porong dan sebagian lagi dari warga Sukorejo. Setelah didapat, ia langsung menyulap buah matoa menjadi sari matoa dalam kemasan gelas plastik.

'"Ada yang isinya 12 gelas, 18 gelas sampai 32 gelas. Tapi yang paling laris ya kemasan dengan isi 18 cup," singkatnya.

Untuk harganya, tentu saja masih murah. Kemasan kardus isi 12 cup dijual dengan harga Rp 15 ribu. Sedangkan isi 18 cup seharga Rp 25 ribu, isi 32 cup dijual dengan harga Rp 32 ribu.

Pelanggannya tak jauh-jauh, lantaran sudah habis diborong oleh para pengepul di sekitaran Kecamatan Sukorejo.

"Belum sampek jauh karena sudah diborong para pengepul di Sukorejo sini saja," akunya.

Dengan banyaknya pesanan di setiap harinya, omset yang Wiji dapatkan dari membuat sari matoa "Asri" bisa menembus sampai Rp 100 juta dalam sebulan. Namun jumah tersebut belum dipotong dengan ongkos produksi, pembelian bahan dan gaji pegawai.

"Ya kalau keuntungan bersih sekitar 30 persen dari pendapatan yang saya terima," tegasnya. (emil)


Ringkasan AI Beta

Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silakan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.

Komentar


Tinggalkan Komentar:

Captcha

Berita Lainnya

Article Image
Stok Beras di Kabupaten Pasuruan Aman Hingga Pertengahan 2026

Stok beras di Kabupaten Pasuruan aman sampai pertengahan tahun 2026 mendatang.St...

Article Image
Harga Bawang dan Telur di Sejumlah Pasar Tradisional, Merangkak Naik

Menjelang Natal dan tahun baru 2026, harga sejumlah bahan pokok di pasar-pasar t...

Article Image
Nataru, Satgas Pangan Pasuruan Sidak Pasar Tradisional Hingga Mini Market

Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Pasuruan menggelar inspeksi mendadak (sid...

Article Image
14 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan. Jalan Sumbersuko - Wonosunyo Mulus Lagi

Setelah lebih dari 14 tahun belum tersentuh perbaikan, jalan menuju Desa Wonosun...

Article Image
BUNDA PAUD Kabupaten Pasuruan, Merita Rusdi Sutejo Keliling Serahkan Bantuan APE

Sejumlah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kabupaten Pasuruan menerima bantuan...