Dua bulan sejak diluncurkan pada 17 pebruari, program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Pasuruan sampai sekarang masih berjalan, dan terus dievaluasi.
Seperti yang terlihat di Dapur Badan Gizi Nasional (BGN) Pandaan, Kamis (24/4/2025) siang. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten Pasuruan yang dipimpin oleh Komandan Kodim (Dandim) 0819 Pasuruan, Letkol Arh Noor Iskak bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melakukan monitoring.
Selain melihat proses pengolahan menu makanan di BGN Pandaan, Dandim dan Tim juga berkunjung ke SMAN 1 Pandaan sebagai satu dari sembilan lembaga penerima manfaat MBG.
Menurut Dandim, tujuan digelarnya monitoring tak lain untuk memastikan program tetap berjalan dengan baik. Terutama terhadap 3.022 siswa TK hingga SMA di Kecamatan Pandaan yang setiap hari senin hingga jumat menerima program MBG dengan menu beragam.
"Kita semua berkumpul di dapur BGN Pandaan ini untuk monitoring kegiatan pengolahan makanan untuk program makan gratis di sekolah. Dan semuanya sesuai dengan harapan kita bersama," ucapnya.
Dijelaskan Dandim, Pemerintah mengandeng TNI AD untuk membantu melaksanakan pendampingan dalam rangka pelaksanaan program makan gratis.
Hanya saja, meski banyak pertanyaan yang datang dari masyarakat akan sasaran program MBG, namun yang menentukan bukanlah Pemerintah Daerah, melainkan langsung penunjukan oleh BGN.
"Yang menentukan langsung adalah BGN. Kalau dari daerah hanya menerima program dan membantu mensukseskannya," singkatnya.
Sementara itu, Ketua Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Aisha Rahma Tsania menjelaskan untuk dapur BGN Pandaan sudah melayani sembilan sekolah.
Dalam pelaksanaannya, pihak SPPG menunjuk warga sekitar untuk direkrut menjadi tenaga dapur.
"Tenaga dapur kami ambil dari warga sekitar sebagai bagian dari pemberdayaan sekaligus menambah pendapatan mereka," ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala SMAN 1 Pandaan, Teguh Hariawan menegaskan untuk saat ini, jumlah pelajar yang menerima program sebanyak 876 anak. Mereka merupakan siswa-siswi kelas X dan XI, namun untuk siswa kelas XII tidak lagi sebagai penerima.
"Kalau untuk kelas XII karena sudah fokus pada melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan. Tidak setiap hari di sekolah, jadi tidak lagi menerima program MBG," terangnya.
Terkait menu, respon siswa sangat suka. Untuk hari ini misalnya, para pelajar menyantap nasi putih, ayam katsu, saos asam manis, setup wortel dan buncis, buah kelengkeng dan susu plain.
Seluruh menu tersebut berdampak baik pada siswa-siswi. Salah satunya adalah tak ada laporan anak sakit karena anemia akibat jarang sarapan dari rumah.
"Semua anak-anak suka, bahkan mereka bisa sesekali request menu dan diperbolehkan. Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah dengan program MBG ini karena nggak ada lagi laporan anak sakit anemia karena belum sarapan pagi," tutupnya. (emil)
Komentar