Logo Kabupaten Pasuruan
Pemerintah Kabupaten Pasuruan
Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan Jalan Raya Raci Km. 9, Bangil, Pasuruan, 67153

KEBUN SAYUR ORGANIK, ZONA HIJAU MENYEHATKAN SEKALIGUS MENGHASILKAN

Gambar berita
31 Januari 2017 (15:42)
Ekonomi
11340x Dilihat
0 Komentar
admin

Kepenatan rutinitas sehari-hari dan sesaknya udara di hunian perkotaan yang akrab dengan masyarakat urban, bisa jadi langsung luruh ketika kita menginjakkan kaki di zona hijau di kawasan konservasi hutan lindung ini. Anda akan disuguhi hamparan hijau sayuran yang ditanam di areal perkebunan greenhouse dengan sudut pandang lepas, mengarah langsung ke pucuk Gunung Arjuno.

Begitu masuk ke dalam kawasan greenhouse, indra penglihatan Anda akan dimanjakan dengan barisan sayuran organik yang tertata rapi. Beragam jenis sayuran yang ditanam tanpa bahan kimia tersebut ditanam oleh puluhan petani mitra, sebutan bagi mereka para petani sayuran organik yang menanam di lahan milik Kaliandra Eco Resort and Farm, sebuah kawasan ekowisata di Desa Dayurejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan berbasis konservasi lingkungan serta pembagian keuntungan secara langsung bagi petani.        

Dari total 40 hektar luasan lahan perkebunan, sekitar tiga puluh petani mitra secara tidak langsung ikut andil dalam melestarikan lahan konservasi dengan masing-masing aktivitas bercocok-tanamnya. Dua belas diantaranya bercocok-tanam di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen juga Desa Kemiri dan Tanjungarum Kecamatan Sukorejo. Mereka memproduksi berbagai sayuran organik berkualitas premium yang dipasarkan di banyak supermarket dengan segmentasi konsumen dari kalangan menengah ke atas.  

Adalah Na’i, petani sayuran organik yang telah menggeluti bisnis sayuran organik dengan media tanam greenhouse selama 4 tahun terakhir. Dengan tiga greenhouse seluas 23x6 meter yang dimiliki di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen, ada sekitar 25 jenis sayuran yang ditanam, siap dipanen tiga kali dalam sepekan yakni setiap hari Minggu, Selasa dan Kamis. Seperti Chai Sim, Cherry Tomatoes (Tomat Cherry), Patsai, Green Beans (Buncis), Kabocha, Lollo Biondi (Selada Keriting Hijau), Salad Aubergie (Terong Lalap), Topai Chai, Water Spinach (Kangkung), Japanese Spinach (Bayam Horenzo), Kai Lan (Kailan Hong Kong), Aubergine (Terong Ungu Panjang), Pak Choi Green, Red Spinach (Bayam Merah), Snow Pea (Ercis), Sweet Corn (Jagung Manis), Broccoli (Brokoli) dan Beetroot (Bit Merah).

Ia menceritakan, tiga greenhouse yang saat ini digarap serta bibit tanaman diperolehnya tanpa berbayar. Sebagai gantinya, ada pemotongan 20 persen dari harga jual sayuran dengan harga yang telah ditetapkan Kaliandra. Misal, dari harga jual jenis sayur Spinach Inggris Rp 13.000 per kg-nya, maka ia menjual hasil panennya dengan harga selisih 2 ribu lebih rendah dari harga yang berlaku atau sebesar Rp 11.000.  

Meskipun membutuhkan biaya operasional yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan pola tanam sayuran non organik, tetapi Na’i tetap menekuni profesinya yang dalam pengelolaannya menggunakan 100 persen bahan alami, mulai dari pupuk sampai pengganti pestisida. Pupuk kandang seperti kotoran kambing dimanfaatkan untuk penyubur tanah, sedangkan pengganti pestisida dibuat dari daun paitan atau Thitonia Tagetiflora Desf yang direndam air selama seminggu, sebelum kemudian disemprotkan ke tanaman.

“Selama ini kami buat sendiri obat pengusir hama seperti cabuk dan ulat dari daun paitan yang direndam air semalaman, lalu disemprotkan ke tanaman. Dengan begitu, hama-pun tidak akan merusak daun yang dapat berakibat buruk pada pertumbuhannya”, urainya kepada Bidang Data dan Informasi Publik, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasuruan, Senin (28/01/2017).            

Berkurangnya kuantitas produksi selama musim hujan juga tidak menyurutkan niatnya untuk tetap setia dengan pilihannya sebagai produsen sayuran anti pestisida, meski pendapatannya harus berkurang sampai 50 persen dari masa panen di musim kemarau. Karena baginya, aktivitas yang dilakoninya selama ini merupakan wujud partisipasinya dalam upaya melestarikan lingkungan berbasis kewirausahaan dengan memanfaatkan lahan untuk menanam sayuran organik. Lebih dari sekedar mendapatkan margin dari kesegaran sayur bebas pestisida yang ia suguhkan untuk konsumennya. (Eka Maria)   

 


Ringkasan AI Beta

Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silakan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.

Komentar


Tinggalkan Komentar:

Captcha

Berita Lainnya

Article Image
Pimpin Apel Siaga Bencana. Mas Rusdi Tegaskan Kebencanaan Urusan Bersama

Pemerintah Kabupaten Pasuruan menggelar Apel Siaga Bencana di Halaman Kantor Bu...

Article Image
Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana, Mas Bupati Rusdi: Pencegahan Bencana, Kita Harus Rawat Alam Bersama-sama. Terutama Di Daerah Dataran Tinggi Dengan Reboisasi

Pada saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana pada hari Senin (15/12/2025), Bupa...

Article Image
Selamat, SISTER PERI SI PLUS Raih TOP 45 KOVABLIK Provinsi Jatim 2025

Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Pasuruan kembali meraih penghargaan dalam Kompet...

Article Image
Sukseskan MBG, Pemkab Pasuruan Intens Berkoordinasi Lintas Lini dan Gelar Pelatihan Menu Bagi Para Chef MBG

Untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemerintah Kabupaten Pasu...

Article Image
365 Desa/Kelurahan Miliki Pos Bantuan Hukum, Bupati Pasuruan Raih Penghargaan dari Menteri Hukum RI

Menteri Hukum Republik Indonesia (RI), Supratman Andi Agtas memberikan pengharga...