Penurunan kasus stunting akan terwujud jika ada kerjasama baik yang melibatkan banyak pihak. Penegasan itu disampaikan oleh Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Andriyanto pada saat membuka agenda "Audit Kasus Stunting dan Diseminasi Semester I Tahun 2024 Di Kabupaten Pasuruan".
Dalam aplikasinya, Pemerintah Daerah sudah barang tentu tidak bisa bekerja sendiri. Melainkan membutuhkan dukungan dari lintas sektor, melibatkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan terkait. Bergerak bersama-sama dalam upaya mereduksi angka stunting di Kabupaten Pasuruan.
"Audit ini harus dilakukan tepat sasaran. Saya berharap, kemitraan dengan stakholders pembangunan daerah bisa ditingkatkan dalam rangka penurunan stunting," tandasnya pada hari kamis (19/9/2024).
Bertempat di Auditorium Mpu Sindok, Graha Maslahat, Ketua DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) tersebut mengarisbawahi tentang input dan output dalam penanganan stunting yang harus benar-benar diperhatikan. Diantaranya melalui penerapan strategi khusus dalam penanganannya. Salah satu langkah kongkrit yang bisa dilakukan adalah memberikan informasi serta pengetahuan terkait stunting kepada ibu hamil.
"Nanti akan turun dengan sendirinya ketika Ibu hamil diberikan pengetahuan tentang tablet tambah darah. Pemberian asi ekslusif pada bayi 0-6 bulan juga akan membuat anak lebih sehat dan kita tinggal tunggu stunting turun," katanya.
Dalam forum edukasi dan evaluasi yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Pasuruan tersebut, Pj. Bupati Andriyanto juga menekankan tentang langkah konkret dalam rangka penurunan stunting. Utamanya melalui pemberian gizi pada anak melalui ikan laut. Terlebih, asupan protein hewani serta zink akan memberikan gizi kepada anak agar terhindar dari bahaya stunting.
Lebih lanjut, Pj. Bupati Andriyanto juga menjabarkan tentang pentingnya dilakukan audit kasus stunting sebagai upaya preventif. Sekaligus sebagai metode praktis untuk mengetahui secara pasti angka stunting di Kabupaten Pasuruan.
"Di Kabupaten Pasuruan, upaya pencegahan stunting dilakukan dengan intervensi serentak di semua Kecamatan, Desa dan Kelurahan melalui kegiatan Posyandu setiap sebulan sekali. Sasarannya, calon pengantin, ibu hamil dan bayi dua tahun," urainya dalam kegiatan yang turut dihadiri Sekretaris Yudha Triwidya Sasongko, Kepala Perangkat Daerah, Camat hingga stakeholders tersebut.
Oleh karenanya, Pj. Bupati Andiryanto menginstruksikan pemanfaatan data yang diperoleh di setiap kegiatan Posyandu dengan sebaik mungkin sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik. Pastinya bertujuan agar program yang sudah disusun tepat sasaran. Denga demikian, target penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Pasuruan dapat segera tercapai.
Sebelumnya
dalam laporannya, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Pasuruan, Agus Masjhady menyatakan,
Audit Kasus Stunting dilakukan dalam
beberapa kegiatan. Diawali dengan identifikasi sasaran audit di 24 Kecamatan melalui
Mini Lokakarya yang dilakukan April-Mei 2024. Dilanjutkan Focus Group Discussion (FGD) oleh Tim Pakar Audit Kasus Stunting dengan sasaran calon pengantin,
ibu hamil, ibu nifas dan balita dibawah dua tahun beresiko yang dilakukan pada
bulan Agustus 2024. Berikut, kegiatan Audit Kasus Stunting Semester 1 dan diseminasi yang dilaksanakan bersama Tim
Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten
Pasuruan.
"Tujuan audit untuk mengidentifikasi resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran dan mengetahui penyebab resikonya pada kelompok sasaran sebagai upaya preventif dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa," jelasnya.
Di sisi lain, audit juga dilakukan untuk menganalisis faktor resiko terjadinya stunting pada baduta/balita sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa. Sekaligus memberikan rekomendasi penanganannya. (Eka Maria)
Komentar