Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua yang mempunyai produktivitas hasil paling besar di Kabupaten Pasuruan setelah Padi. Tanaman pangan ini banyak ditemui di Kabupaten Pasuruan karena komposisi tanah yang digunakan untuk menanamnya hampir sama dengan komposisi tanah untuk menanam Padi. Kawasan yang dikenal sebagai sentra Jagung yakni Kecamatan Lumbang, Tutur, Puspo, Purwodadi, Nguling, Lekok, Pasrepan, Sukorejo, Tosari, Grati, Kejayan, Purwosari, Prigen dan Wonorejo dengan varietas Komposit dan Hibrida.
Diantara varietas Jagung yang berhasil dibudidayakan yakni Jagung Hibrida Bisi 18. Di atas lahan seluas 200 hektar di Desa Banjarimbo Kecamatan Lumbang, Jagung jenis unggul yang ditanam sejak Desember 2015 lalu tersebut memasuki masa panen raya pada akhir Maret 2016. Benihnya merupakan bantuan dari Disperta Jatim yang bersumber dari APBN Tahun 2015 seluas 50 hektar dan kemitraan antara kelompok tani dengan PT BISI Internasional Tbk seluas 150 hektar.
Kecamatan Lumbang sebagai salah satu wilayah penghasil Jagung di Kabupaten Pasuruan memiliki luasan lahan 400 hektar, dimana per hektarnya menghasilkan sekitar 5,6 ton. Angka tersebut melebihi produktivitas Jagung di Jawa Timur sebesar 5,2 ton per hektarnya. Panen raya yang telah dilampaui merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk melakukan percepatan swasembada pangan nasional.
Sampai akhir tahun 2017, produksi Jagung meningkat dengan hasil yang mencapai 61,57 kw/ha dan telah melampaui dari target yang ditetapkan di dalam RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2013-2018 sebesar 41,48 kw/ha atau meningkat sebesar 48,43%. Bila dikonversikan ke dalam bentuk ton, produksi Jagung pada tahun 2017 sebesar 287.820 ton atau meningkat sampai 3,83% dari tahun 2016 yang hanya 277.192 ton.
Dengan jumlah produksi yang cukup signifikan, Kabupaten Pasuruan menyumbang produksi Jagung untuk menopang perekonomian hingga tingkat provinsi. Sehingga Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu Kabupaten penyangga ketahanan pangan dan menjadi salah satu lumbung pangan terbesar di Jawa Timur.
Peningkatan produktivitas ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya berkat dukungan program pengembangan Jagung Hibrida untuk para petani melalui bantuan benih dan pupuk urea bersubsidi melalui anggaran APBN. Di sisi lain, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan menyelenggarakan kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman sejak dini melalui SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Tanaman). Berikut memberikan bantuan obat-obatan untuk hama penyakit tanaman melalui anggaran APBD Provinsi.
Sedangkan faktor lainnya lebih disebabkan adanya pergeseran pola tanam di beberapa sentra Kedelai beralih ke komoditas Jagung, seperti Kecamatan Sukorejo, Wonorejo, Purwosari dan Gempol. Selain dari petani Kedelai, ada beberapa petani Padi yang juga beralih dari menanam Padi ke Jagung yang didukung oleh program Upaya Khusus (UPSUS) pengembangan komoditas Jagung. (Dewi+Eka Maria)
Berbagi ke :
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan