Petani Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang Panen Perdana Srikaya
Petani Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang Panen Perdana Srikaya
admin
Tahun : 2019
22 Feb
Selain mangga alpukat, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan juga kaya akan potensi buah Srikaya.
Tepatnya di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, adalah sentra terbesar penghasil srikaya Annona Squamosa. Puluhan petani srikaya rembang, menggantungkan sebagian hidupnya dari buah Srikaya.
Dan kebetulan, para petani srikaya saat ini mulai melakukan panen perdana.
Suwoto (57), salah satu petani Srikaya di Dusun Sumberboto mengaku mulai memanen srikaya, meski jumlahnya masih belum sebanyak ketika panen raya pada maret hingga april mendatang.
“Biasanya kalau satu pohon ada 100 sampai 150 buah. Tapi sekarang yang kita panen masih belum banyak karena masih awal-awalnya. Nanti kalau sudah panen raya, maka pasti sangat banyak jumlahnya,” kata Suwoto saat memanen srikaya di kebun miliknya, Jumat (22/02/2019).
Suwoto sendiri memiliki kebun Srikaya dengan luas mencapai 5000 meter persegi. Kata dia, srikaya merupakan pohon warisan nenek moyang sejak puluhan, bahkan ratusan tahun lalu.
“Saya belum lahir, srikaya sudah ditanam oleh mbah buyut saya, makanya di dusun ini, hampir semua warga punya pohon srikaya,” imbuhnya.
Buah Srikaya sendiri tergolong buah musiman, dengan masa panen 2 kali selama satu tahun, yakni kisaran januari-maret, dan dilanjutkan pada September-nopember. Kata Suwoto, sejak ditanam dari isi atau benih, pohon srikaya dapat berbuah hanya dalam jangka waktu 2 tahun lamanya. Sedangkan maksimal usia pohon dapat berbuah hingga 60 buah, diperkirakan bertahan sampai 10 tahun.
“Panen Srikaya tak sekali saja, melainkan setiap hari sampai 3 bulan, dan tergantung dari berapa pohon yang dipunyai, semakin luas kebunnya, maka rentang waktu panen juga bisa berbulan-bulan,” jelasnya.
Srikaya Milik Suwoto dijual ke berbagai jenis konsumen, mulai dari pasar lokal, mini market di berbagai daerah seperti Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Surabaya hingga Jakarta. Untuk per kilonya dijual dengan harga Rp 25 ribu untuk pasar nasional, sedangkan pasar lokal dijual antara Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
“Uniknya Srikaya, kalau pas panen perdana ini murah, tapi kalau panen raya justru lebih mahal,” singkat dia.
Lebih lanjut Suwoto menjelaskan, untuk meningkatkan kualitas buah srikaya, dirinya selalu memperhatikan penanganan khusus, khususnya pada saat panen maupun pasca panen itu sendiri. Hal ini dikarenakan kualitas buah setelah panen, jelas tidak akan dapat ditingkatkan lebih tinggi lagi, tetapi hanya bisa dipertahankan sampai batas tertentu.
“Kualitas buah yang baik hanya akan diperoleh kalau pemanenan dilakukan pada tingkat kematangan yang cukup. Sedangkan penanganan pasca panen buah srikaya yang tidak baik, maka bisa menurunkan kualitas buah sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, penanganan srikaya menjadi sangat penting sehingga buah srikaya akan tetap segar diterima oleh pembeli akhir,” tegas pria yang juga menjadi anggota Satpol PP Kecamatan Rembang itu.
Sementara itu, saat ditanya perihal keuntungan yang diperoleh dari menanam srikaya, Suwoto menegaskan jikalau panen raya, dirinya dapat meraup keuntungan hingga Rp 150.000/100 buah.
“Kalau musim penghujan seperti sekarang ini, buah srikaya gampang besar dan cepat matang, makanya kami setiap hari memanen, dan ini sudah mulai kami lakukan, meskipun masih belum banyak,” ungkapnya. (emil)
5971 x Dilihat
694 Disukai
1624 Tidak Suka
Share Berita :
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar