Reduksi Kasus Stunting, Gubernur Jatim Minta Seluruh Bupati/Walikota Saling Sinergi dan Koordinasi
Reduksi Kasus Stunting, Gubernur Jatim Minta Seluruh Bupati/Walikota Saling Sinergi dan Koordinasi
admin
Tahun : 2021
22 Jan
Kasus stunting atau balita dengan kondisi gizi buruk di Jawa Timur masih menjadi masalah serius yang harus segera ditanggulangi. Oleh karena itu, dalam Rakor Pembahasan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting secara virtual, Jumat (22/1/2021) siang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh Bupati/ Walikota agar koordinasi lebih serius. Termasuk bersinergi dengan Dinas Pendidikan dalam melakukan edukasi kepada siswa didik terkait hal tersebut.
Selain itu, Pemerintah Daerah diminta untuk memperbarui data kondisi terbaru, sesuai dengan sensus penduduk terbaru agar data lebih akurat. Berikut menghidupkan kembali aktivitas Posyandu meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.
“Stunting adalah masalah yang cukup penting. Karena itu harus ada sinergi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk kemudian berkoordinasi dengan masing-masing Kepala Sekolah SMA/SMK di Kab./Kota. Data juga harus sesuai dengan Sensus Penduduk terbaru. Saya minta, tolong Posyandu juga harus dimaksimalkan meskipun dalam kondisi Covid-19”, pesannya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Gubernur juga meminta kepada pemimpin daerah agar memberikan pendampingan terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Maka dari itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten/Kota diharapkan mampu melakukan pengawasan. Tidak terkecuali Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan terkait data Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) yang nantinya bermuara pada peningkatan kualitas dan peningkatan SDM. Sehingga ada proses revitalisasi dan intervensi untuk menurunkan kasus stunting di Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin menambahkan tentang keaktifan Posyandu selama pandemic. Tentunya dengan tetap mempertimbangkan kemudahan, sehingga para ibu tidak perlu datang ke Posyandu. Namun, cukup para kader muda Posyandu yang akan mendatangi rumah yang bersangkutan.
“Posyandu merupakan tempat yang strategis, karena lokasinya yang dekat dengan masyarakat. Sehingga bisa digunakan untuk pencegahan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Anak dan stunting. Untuk itu saya berharap Posyandu ini sama-sama dihidupkan kembali”, pungkasnya.
Di akhir pesannya, Arumi berharap ada integrasi pemanfaatan WhatsApp antara dokter, psikolog juga para kader PKK sebagai media komunikasi. Termasuk sinergi PKK Jawa Timur dengan remaja GenRe untuk membantu sosialisasi perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi dan lainnya.
Di Kabupaten Pasuruan, Rakor Pembahasan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting secara virtual digelar di Command Center. Hadir dalam kegiatan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Sosial dan Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air dan Tata Ruang. (Iguh+Eka Maria)
1509 x Dilihat
327 Disukai
309 Tidak Suka
Share Berita :
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar