Pertahankan Ketersediaan Barang, Produsen Mangga Klonal 21 Jaga Panen Perdana
Pertahankan Ketersediaan Barang, Produsen Mangga Klonal 21 Jaga Panen Perdana
admin
Tahun : 2018
14 Aug
Untuk menjaga stabilitas pasokan barang, produsen Mangga Klonal 21 yang merupakan hortikultura andalan Kabupaten Pasuruan benar-benar melakukan proteksi terhadap hasil panen perdananya. Seperti yang dilakukan Santoso diantara petani Mangga Klonal 21 yang telah memberlakukan proteksi terhadap hasil panennya dari segi pembatasan pemesanan produk.
Popularitas Alpukat, sebutan khas Mangga Klonal 21 yang semakin meroket berdampak pada peningkatan permintaan dari masyarakat. Mangga yang terkenal dengan cita rasanya yang sangat manis tersebut tidak hanya digandrungi oleh masyarakat di Jawa Timur saja, tetapi juga digemari masyarakat di luar pulau Jawa, bahkan sangat diminati pasar luar negeri. Sehingga tidak sedikit diantara pemesan dari luar negeri yang berharap mendapat kiriman Mangga sesuai dengan yang diinginkan.
“Kami banyak mendapatkan orderan pesanan seperti dari Kuwait, Malaysia, dan Mekkah. Tetapi karena mempertimbangkan di tanah air kan masih kekurangan stok ya akhirnya kami tidak jadi kirim ke luar negeri”, ujar Santoso, pemilik lahan Mangga Alpukat seluas lebih kurang 5 hektar di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang saat dijumpai Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasuruan pada hari Kamis (9/8/2018).
Menurutnya, masa panen yang masih terbilang awal di bulan Agustus saat ini mengakibatkan membanjirnya permintaan, baik yang diterimanya dari pemesanan langsung maupun secara online melalui promosi di beberapa media sosial misalnya Facebook dan Instagram. Pun demikian permintaan yang diterimanya pasca aktivitas promosi di beberapa event pameran yang digelar oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan yang digelar di Bali, Jakarta, Surabaya, Balikpapan dan kota-kota besar lainnya.
Santoso menurutkan, kondisi tersebut membuatnya memutar otak, mengantisipasi agar kualitas buah tetap terjaga di tengah keterbatasan produksi. Dari 600 pohon Mangga miliknya dan para petani lain sesama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mangga Klonal 21 di Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, setiap harinya pada saat panen perdana selama bulan Juli tahun ini hanya mampu menghasilkan sebanyak 2 ton untuk dijual. Perolehan awal masa panen tersebut berbeda jauh dengan hasil panen pada saat puncak panen yakni antara bulan Oktober 2018 sampai Januari 2019 yang mampu mencapai angka 10 ton per hari.
Sedangkan untuk pemasaran yang digunakan, Santoso memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk memasarkan produknya ke masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, sejak bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Santoso mendapatkan media promosi baru melalui kegiatan pameran. Santoso bekerjasama dengan menyediakan Mangga untuk dijual saat pameran seperti pameran yang digelar di Bali, Jakarta, Surabaya, dan Balikpapan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan berpesan kepada seluruh petani Mangga Klonal 21 di Kabupaten Pasuruan agar tetap menjaga tren positif dari membludaknya permintaan dari segala penjuru tanah air bahkan mancanegara. Caranya tidak lain dengan tetap menjaga kualitas untuk menjaga brand Mangga Alpukat. Sehingga pamor Mangga yang sudah klonal tetap bisa terjaga. Termasuk dengan lebih memperhatikan unsur packaging produk yang dapat meningkatkan harga jual Mangga. (Eka Maria+Dewi)
2258 x Dilihat
660 Disukai
811 Tidak Suka
Share Berita :
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar