Menteri PP-PA RI, Yohana Yembise Soroti Kasus Anak dan Teroris
Menteri PP-PA RI, Yohana Yembise Soroti Kasus Anak dan Teroris
admin
Tahun : 2018
23 Jul
Anak dan Teroris. Dua kata tersebut menjadi bahan perbincangan public saat ini, termasuk dalam Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2018 yang dipusatkan di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (23/07/2018) pagi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Yohana Yembise mengatakan, Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan untuk memberantas teror dan teroris yang meresahkan seluruh masyarakat. Bahkan, anak-anak di bawah umur yang seharusnya menerima didikan dengan penuh kasih sayang, justru menjadi korban dan ikut-ikutan seolah menjadi “Pelaku” itu sendiri.
“Meskipun telah banyak kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak anak, tetapi sampai saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi,” jelasnya.
Seperti diketahui, beberapa kali kasus terorisme melibatkan anak-anak. Mulai dari menjadi salah satu peledak bom, hingga korban ledakan bom. Salah satunya, saat ledakan bom di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil (05/07/2018) lalu, yang mencelakai anak berusia 6 tahun. Oleh karenanya, Yembise berharap agar momen HAN Tahun 2018 menjadi waktu yang tepat untuk lebih peduli kepada anak, khususnya memberikan pelindungan dan pemenuhan hak anak.
“Kita harus mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak. HAN merupakan hari yang sepenuhnya menjadi milik anak Indonesia sehingga setiap anak Indonesia memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam berbagai kegiatan positif,” ujarnya.
Lebih lanjut Yembise menegaskan bahwasanya keterlibatan anak-anak dalam teroris bisa disebabkan beberapa factor, salah satunya karena ketidakpahaman orang tua akan arti jihad yang sebenarnya.
“Seperti kejadian di Pasuruan akhir-akhir ini telah membuktikan bahwa anak betul-betul menjadi korban. Dia harus merasakan kesakitan dan ketika beranjak remaja, maka dia harus bisa membentengi dirinya dengan rasa malu dan penghinaan yang akan dia hadapi karena pasti akan dicap sebagai anak teroris. Maka dari itu, mari kita besarkan anak dengan kasih sayang dan menjadi pribadi yang mencintai sesama,” beber dia.
Tak hanya seputar teroris, Yembise juga menyinggung persoalan lain, yakni maraknya anak sebagai pengedar narkoba, kekerasan terhadap anak, anak berkebutuhan khusus yang belum terpenuhi haknya, informasi yang belum ramah anak, mudahnya anak mengakses pornografi, dan kasus sebagainya. Dijelaskan Yembise, peran orang tua adalah sangat penting untuk bisa menghindarkan anak dari seluruh hal negative tersebut.
“Benteng tertinggi adalah orang tua. Maka dari itu, mari kita jaga anak-anak kita sekuat tenaga, demi masa depan anak-anak semua,” imbuhnya.
Sementara itu, Puncak HAN 2018 yang dipusatkan di Kebun Raya Purwodadi secara rundown awal dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo. Meski tak jadi hadir, acara tersebut berlangsung meriah. Diawali dengan tari Gandrung Banyuwangi dan Reog Ponorogo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise didampingi Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo larut dalam kegembiraan merayakan HAN bersama anak-anak perwakilan dari seluruh Indonesia.(emil)
1317 x Dilihat
266 Disukai
257 Tidak Suka
Share Berita :
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar